[POJOKAN] Larangan Mudik yang Kontroversi
Baru² ini, pemerintah resmi menyatakan bahwa perjalanan mudik dilarang. Hal ini disampaikan melalui Menteri PMK yang menegaskan bahwa mudik dilarang. Sebelumnya, pemerintah mengizinkan mudik dengan alasan kasus yang sudah menurun dan Progress vaksinasi yang sudah maju, namun dengan adanya varian baru Covid-19, yakni Eek, maka mudik resmi dilarang.
Hal ini justru menjadi polemik dan kontroversi bagi masyarakat. Sebab tempat wisata dibuka luas-luas, sementara mudik dilarang. Hal ini menjadikannya tidak adil. Namun, bagaimana dengan para owner PO bus yang sudah mempersiapkan diri namun harus gigit jari akibat kebijakan ini?
Salah satu bukti bahwa mudik masih diperbolehkan adalah mudik masih bisa dilakukan sebelum tanggal 6 Mei, namun Korlantas polri, baru-baru ini menyatakan tidak merekomendasikan untuk mudik sebelum tanggal 6 Mei. Hal ini justru menjadikannya sebagai prank.
Namun, perlu diketahui, bahwa mudik dalam kondisi seperti ini justru sangat membahayakan. Memang semuanya juga sudah bosan dirumah, ingin bertemu sanak familiy seperti layaknya penulis. Penulis juga sudah merasa penat dan memtuskan mudik. Tapi ya... Bagaimana lagi. Semua harus diikuti demi keselamatan masyarakat.
Baru-baru ini, dunia perbisan dihebohkan dengan aksi nekat ala PO Arimbi Yang menyiapkan driver dan crew bermental baja agar bisa berargumen saat diadang. Aksi ini justru bisa menyeret owner PO Arimbi ke sel tahanan karena aksi nekadnya tersebut. Hal tersebut disampaikan dalam laman Instagram PBI News.
Tak hanya bus, masalah ini juga merembet ke dunia penerbangan, Kemenhub RI akan menindak tegas seluruh maskapai yang nekad menjalankan penerbangan selama larang tersebut dijalankan. Sebenarnya tak hanya di Indonesia, sudah banyak beberapa maskapai di dunia yang hampir bahkan sudah bangkrut, salah satu korbannya adalah Thai Air. Dengan demikian, selesai sudah tamat usaha tersebut.
Selain masalah varian baru Covid-19, salah satu alasan kebijakan ini dilakukan karena pemerintah sudah tidak percaya lagi dengan masyarakat terkait prokes atau protokol kesehatan. Lihat saja di YouTube. Beberapa PO bus tidak menjalankan prokes, dan masih banyak penumpang yang tidak menjaga jarak, bahkan tidak memakai masker. Tak hanya penumpang, namun driver dan crew nya juga ikut-ikutan. Selain itu, kurangnya dana untuk tracing atau tracking penyebaran virus juga menjadi alasan larangan mudik ini dilakukan.
Kita tunggu saja moment pas untuk bisa mudik, semoga virus ini 'hilang' dan kita hisa bertemu kembali dengan tatap muka kita sendiri. Amin..
Komentar